Kamis, 06 April 2017



Indonesiaku 10 Tahun Kedepan dan Untuk Selamanya





Indonesiaku, negeri yang ku cinta. Merah darahmu putih tulangmu hitam nasibmu. Indonesia negeri yang menjunjung tinggi nilai budaya, negeri yang asri, negeri yang indah dengan masyarakatnya yang ramah, santun, dan pekerja keras. Namun, sekarang cuma sejarah. Sekarang negeri kita seakan kehilangan jati dirinya. Dihantam berbagai masalah yang membuat kita terpecah belah. Saat masalah datang tanpa henti, apa yang dilakukan oleh orang-orang yang kita pilih untuk mewakili kita, orang yang kita percaya untuk memegang tanggung jawab di pemerintahan? Apa yang mereka lakukan? Demi uang dan kekuasaan, mereka rela mengorbankan kita yang telah memilihnya. Mungkin masih ada yang punya hati diantara mereka, tapi cuma hitungan jari semata.
            Indonesiaku yang tercinta. Engkau terkenal sebagai Negara agraris,  tapi itu hanya tinggal beberapa tahun saja. Padi yang kita tanam seakan tidak ada harganya dibandingkan semen. Apakah sekarang organ kita bisa mencerna semen, apakah sekarang padi hanya makanan burung saja? Saat saudara kita yang sedang memperjuangkan nasibnya, memperjuangkan tanah mereka yang subur dari pabrik-pabrik yang akan merusak ekosistem, apa yang dilakukan pemerintah kita? Mereka bukan melarang tapi malah mengizinkan itu semua. Mereka yang kita pilih untuk mensejahterakan nasib kita malah membuat kita sengsara. Apakah makanan mereka bukan nasi lagi? Apakah sekarang semen menjadi makanan pokok mereka? Dengan mudahnya mereka membohongi kita, membodohi kita dengan mengatakan bahwha itu semua demi kemajuan warga sekitar dan bisa membuka lapangan pekerjaan. Memangnya berapa lama lapangan pekerjaan itu bisa menghidupi kita? Setahun? Sepuluh tahun? Atau 20 puluh tahun? Mungkin bisa sampai 50 tahun tapi saya yakin ga akan bisa menghidupi kita seperti hasil panen yang selama ini kita tanam. Untuk kemajuan kita? Kita ga butuh gedung-gedung tinggi. Kita ga butuh mall mewah atau apartemen. Tidur di gubuk kayu sudah cukup untuk membahagiaan kita. Untuk apa gedung yang tinggi kalau mereka yang dari luar yang menguasai? Kita hanya dijadikan pembantu mereka yang mereka sebut “asisten” untuk membuat kita senang padahal sama saja dengan pembantu. Untuk apa negeri yang indah kalau kita dijadikan pembantu di negeri sendiri.
            Indonesiaku negeri yang santun. Tunggu dulu! Santun? Itu cuma sejarah. Sekarang kita lihat sendiri budaya buruk dari luar sudah menular kepada teman teman kita. Mereka menirukan cara berpakaian maupun perilaku orang luar tanpa disaring.  Saudari kita diluar sana dengan bangga menggunakan pakaian minim memperlihatkan aurat mereka. Dengan gampang nya menghardik saudaranya sendiri walapun hanya lewat omongan. Rambut yang hitam dan indah mereka ubah menjadi warna warni. Mereka lupa kalau yang tumbuh dikepala kita bukan pelangi.
Indonesiaku negeri yang aman dan damai. Aman untuk para koruptor. Mereka dengan amannya berkeliaran. Mereka dengan bebasnya bersafari. Damai untuk kita semua. Saat seseorang melakukan pelanggaran, maka para”pengayom” masyarakat akan menawarkan kedamaian. Kedamaian yang sangat damai. Hanya bermodal uang 50 ribu rupiah maka kedamaian itu bisa didapat.
            Indonesia tanah airku. Tanah kusewa air kubeli. Air dengan mudah didapat, bahkan pemerintah menyediakan air sampai ke kamar tidur kita. Walaupun agak keruh, tapi sangat bermanfaat, kita jadi bisa mancing dari tempat tidur. Pemerintah di negara maju manapun tidak ada yang menyediakan fasilitas ini. ini adalah terobosan baru.
            Indonesia negeri yang penuh toleransi. Negeri yang sangat bertoleransi, bahkan kita sibuk mengurusi hal yang bukan merupakan urusan kita. Kita bisa mencaci dan memaki mereka dengan sesuka hati kita dan saat mereka marah. Maka maaf adalah mantra yang paling manjur.
            Indonesia inilah kisahmu. Engkau yang dulunya terkenal akan semua keindahan.  Alam alam yang bahari. Gunung2 yang tinggi nan indah menembus langit. Pepohonan yang hijau menghiasi hutan. Air yang bersih mengalir di sungai kita. Laut yang biru memberikan kehidupan untuk kita. Tapi, itu adalah Indonesiaku yang dulu. Indonesia setelah dijajah penjajah dari luar dan sebelum dihancurkan oleh penghianat dari dalam.
            Apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi ini semua? Kenapa kita harus memperbiki ini semua? Bagaimana cara kita untuk mengatasi ini semua? Darimanakah kita akan memulai untuk memperbaiki ini semua? Siapakah yang harus mengatasi ini semua. Kapan kita akan mulai memperbaiki ini semua? Saya yakin kita tau apa jawaban nya. Tinggal kita mau atau engga?
            Harapan untuk Indonesia 10 tahun kedepan. Semoga semua kekacauan ini cepat selesai. Dengan doa dan usaha kita, semoga kita dapat mengatasi ini semua demi Indonesia, bukan hanya untuk 10 tahun kedepan tapi untuk selamanya.

2 komentar: